Banyak kalangan yang beranggapan bahwa bepergian menggunakan mobil pribadi memang memiliki citra tersendiri. Tidak heran bila banyak orang yang berusaha untuk bisa memiliki mobil untuk keperluan pribadi maupun keluarga, baik dengan membeli kontan (cas) maupun kridit.. Ada pula orang yang mengambil jalan lain, yaitu dengan menggadai mobil dari pihak-pihak yang tak jelas kedudukan sosial maupun kedudukan hukumnya.
Namun dengan cara menggadai, banyak ceita berujung dengan konplik. Mobil ada yang mengambil, karena memang si pengambil memegang bukti-bukti kepemilikan, atau bukti perjanjian. Akhirnya si penggadai tak bisa berbuat apa-apa kecuali kecewa. Niat ingin ber "hapy" dengan mobilnya, yang datang kecewa, jengkel dan marah.
Pada umumnya, peristiwa yang saya gambarkan di atas terjadi dengan modus menggadaikan mobil kridit. Setelah si "pemilik" mobil menggadaikan mobil "miliknya" kepada penggadai, ia tidak lagi memenuhi kewajiban membayar cicilan kepada pihak lissing. Modus ini biasanya dibantu oleh pihak-pihak yang bertindak sebagai perantara.
Ada lagi modus, orang menggadaikan mobil rental yang disewanya dari pengusaha rental mobil. Bahkan ada pula yang lebih nekat, yaitu seseorang yang menggadaikan mobil yang dipergunakannya, padahal mobil itu milik orang lain yang dipinjamnya.
Saya punya teman seorang janda pensiunan PNS yang menjadi korban modus tersebut. Dia pinjam uang dari salah satu Bank, uangnya sebagian dipergunakan untuk menggadai sebuah mobil mini bus Avansa sebesar 40 juta rupiah dari seseorang yang dia sama sekali tidak mengenalnya melalui perantara, dengan harapan mobil tersebut akan direntalkan untuk mendapatkan uang tambahan penghasilan selain sisa gaji pensiunnya. Tapi apa yang dia dapatkan. Selang tiga bulan mobil tersebut diambil orang yang mendatangi rumahnya dengan membawa bukti-bukti kepemilikan. Sampai saat ini sudah lima tahun uang 40 juta itu tak pernah kembali, mesti tetangga yang menjadi perantara dan orang yang menggadaikan diketahui dengan jelas alamat rumahnya. Kan sangat kasian pada ibu tua itu.
Yang membaca tulisan ini pasti bertanya ; Mengapa tidak lapor polisi ?
Sudah dulu nanti saya sambung.