Hari ini, ummat Isam di bumi ini melaksanakan shotat Iedul Adha dilanjutkan dengan mendengarkan khutbah para khatib, baik di mesjid-mejid maupun di tanah-tanah lapang.
Isinya sama, membahas sebuah peristiwa sejarah yang dikisahkan dalam Al-Quran, bahwa Nabi Ibrahim a.s diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih putra yang sangat disayanginya, Ismail.
Dengan berat hati Ibrahim a.s melaksanakan perintah itu, meski hatinya sangat tak tega. Namun Ibrahim a.s meyakini bahwa perintah itu harus dilakukan dengan ikhlas. Dia menyadari bahwa Ismail, anak yang dikasihaninya dan sangat disayanginya itu bukanlah semata miliknya, melainkan milik Allah SWT yang telah menciptakannya. Ketika sang pemilik meminta, tak ada pilihan lain kecuali menyerahkannya.
Ketika perintah itu dilaksanakan, ternyata Allah punya maksud lain. Yang disembelih ternyata bukan Ismail, tapi seekor kambing. Ismail berdiri tegak dalam keadaan segar bugar. Betapa terkejutnya Ibrahim. Diapun bersyukur kepada Allah bahwa anak yang disayanginya itu masih segar bugar digantikan dengan seekor kambing.
Itulah perisiwa Qurban yang dikisahkan Allah dalam Al-Quran. Maknanya adalah, kita manusia di bumi ini harus berani mengurbankan apapun yang dimilikinya, yang dikasihinya, bisa harta benda, bisa kedudukan atau jabatan, manakala Allah memintanya, sebab kita yang memiliki harta benda, kedudukan atau jabatan bukanlah semata-mata milik kita. Ada yang lebih memiliki, yaitu Allah SWT.
Allah SWT tidak menyuruh menyembelih Ismail, tapi Allah menyuruh kita untuk menyembelih egoistik kita tentang "KEPEMILIKAN".
Apapun yang ada pada diri kita, uang, harta benda, kedudukan, jabatan, perhiasan, anak, istri, adalah milik Allah SWT, dan kita hanya sekedar diamanati untuk memeliharanya dengan baik, dengan adil.