PKI Memang Hantu, Tapi Komunisme Masih Hidup

 


Partai Komunis Indonesia (PKI) memang sudah jadi hantu. Tapi faham komunis (komunisme sebagai sebuah ideologi yang dianut PKI) masih eksis. Buku-buku tentang komunis karya Karl Mark, juga buku-buku tentang Leninisme, masih marak dibaca orang. Sebagai sebuah gagasan sosial politik yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah tentu tak bisa dibatasi untuk terus dipelajari.

Namun demikian, sebagai bangsa yang telah sepakat membentuk sebuah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, maka faham komunisme tidaklah cocok untuk hidup dan berkembang di negeri ini.

TAP MPRS Nomor 25 tahun 1967 telah melarang ideolgi komunis, Marxisme, Leninisme berkembang di negri ini.

Sejarah telah mencatat berkali-kali peristiwa-peristiwa radikal yang dilakukan PKI. Terakhir, pengkhianatan yang dilakukan PKI terhadap bangsa ini, adalah Peristiwa tanggal 30 September 1965 yang kita kenal dengan Gerakan 30 September (G30S/PKI). Peristiwa yang memakan korban beberapa tokoh militer Angkatan Darat itu diawali dengan perjalanan politik PKI sejak partai mereka (PKI) mendapatkan suara terbanyak ke 4 dalam Pemilu 1955 setelah PNI, MASYUMI dan NU. Kemudian, pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Sukarno mengadopsi kekuatan politik kaum komunis dalam pemerintahan. Presiden Sukarno merajut kekuatan politik Nasional dalam konsep politik NASAKOM (Nasional,Agama dan Komunis)  tahun 1961.

Sejak itu, kaum komunis merasa mendapat tempat yang leluasa dalam percaturan politik negri ini. Agitasi politik mereka lakukan dengan gencar. Infiltrasi politik mereka lakukan terhadap semua elemen negri ini, Petani, Buruh, Nelayan, Pemuda, Wanita, Pegawai, hingga Tentara (TNI). Slogan-slogan politik mereka kala itu menggelegar mempengaruhi kehidupan bangsa. Hancurkan  Kapitalis Birokrat, Setan Desa, Nekolim, adalah contoh-contoh slogan mereka. Dalam memperjuangkan ideologinya, mereka tak segan untuk melibas kelompok yang dianggap merintanginya.   Banyak catatan yang menorehkan cerita mengerikan dari berbagai peristiwa radikal yang dilakukan kaum komunis dengan PKI nya. Korban paling banyak adalah kaum agama, terutama kelompok Islam.

Dalam tulisan ini, penulis tidak ingin membeberkan seluruh kekejaman PKI terhadap kaum agama, tapi hanya ingin menyarankan kepada siapapun yang mencintai negri ini , negi yang meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, untuk banyak membaca buku-buku yang menuliskan betapa kelamnya perjalanan politik PKI di negri ini terutama terhadap kaum Islam.

Salah satu buku yang pantas untuk dibaca, tertutama oleh kaum muda generasi penerus , yaitu buku "BANJIR DARAH" yang ditulis oleh Anab Afifi dan Thowaf Zuharon. Tentu bukan buku itu saja, masih banyak yang lainnya.

Tujuannya, bukanlah untuk mendorong terus menerus membenci orang-orang yang berfaham komunis, apalagi mereka yang secara kebetulan orang tuanya dulu berfaham komunis, sebab, mereka adalah saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air, bahkan mungkin ada yang sedarah, yang berhak hidup di tanah tumpah darahnya sendiri. tapi semata-mata untuk menanamkan kewaspadaan agar komunisme tidak bangkit kembali menjadi kekuatan politik.   Dengan catatan mereka tidak berusaha mengembangkan faham komunis dan tidak berupaya membangkitkan PKI.

Wallahu a'lam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama